Yang Ku Khawatirkan adalah Aku Berani Mencintaimu

Oktober 16, 2018 , , 0 Comments


Yang Ku Khawatirkan adalah aku berani mencintaimu tetapi tak bisa mengikhlaskanmu.

Setiap detik yang Allah berikan kepada kita, selaku mahluk ciptaannya adalah sebuah anugrah yang wajib kita syukuri. Karena selama kita masih hidup, maka kesempatan untuk bertaubat selalu terbuka seluas-luasnya. Dalam Al-Quran - pun di kisahkan, bahwa penghuni alam barzakh banyak yang menyesal, ketika ia sudah tak punya lagi waktu sepersekian detik saja di dunia. Bahkan mereka meminta dan memohon kepada Allah agar memberikan mereka waktu sebentar saja untuk kembali ke dunia hanya untuk 1 hal, yaitu beramal.

Wahai sahabat-sahabatku, jika kalian pernah berduka akan sesuatu, maka aku juga. Tahukah kawanku, duka itu hadir saat ada kecintaan pada apa yang kita dukakan. Misalnya, kepergian kedua orang tua kita. Siapa yang tak mencintai kedua orang tuanya, yang mereka berdua telah banyak berkorban, baik harta dan jiwa. Terutama kedua ibu kita. Meski kenyataannya, ada seorang ibu yang teramat benci dengan kelahiran anaknya atau sebaliknya anak benci karena lahir dari ibu. Tapi tentu itu di luar dari keumuman. Maka wajar disebut berduka saat sang ibu di panggil oleh Allah untuk kembali menghadap Allah dengan segala tanggungjawabnya. Siap yang tak bersedih saat kehilangan apa yang seorang cintai.

Di lain cerita, maka kita sering mendengar kisah cinta sepasang kekasih yang saling mencintai. Salah satu kisah novel yang cukup menggambarkan arti duka kehilangan yang ia cintai, jika saya boleh mengutip adalah kisah cinta antara zainudin dan hayati dalam tenggelamnya kapal van der wijk. Seorang pemuda yatim piatu, yang krisi status dimasyarakat yang kala itu kental dengan adat dan istiadat orang sumatra. Bertemu dengan seorang Hayati, perempuan cantik nang menawan dan berstatus tinggi. Namun, takdir memaksanya lain, bahwa hayati bukanlah jodoh seorang zainuddin, perjodohan dan yang lainnya memaksa mereka berpisah. Betapa nestapa nya sang Zainuddin yang waktu itu merasa memiliki cahayanya, yaitu hayati namun cahayanya di rebut oleh orang lain. Maka ia merasa gelap dan tak lagi tahu kemana ia harus berjalan. Maka satu yang menyelamatkannya, adalah keyakinannya terhadap agamanya dan bahwa ia masih diberi waktu di dunia. Dan harga dirinya sebagai mahluk, mengantarkannya untuk tetap hidup karena dengan atau tanpa hayati, kehidupan akan tetap berjalan. Meski kisahnya masih panjang, tapi kita tahu, bahwa duka Zainudin ternyata tak pernah habis, hatinya telah tertawan cinta, dan sampai akhir hayatnya, ia mengaku cahayanya ada satu, Hayati.

Kau tahu Sahabat, kita semua tentu punya jiwa yang di dalamnya ada suatu ruang yang terletak iman juga cinta. Kita tinggalkan dulu pembahasan perkara cinta secara mendalam, kali ini kita membiarkan rasa itu berbicara menurut pandangan kebanyakan orang pada umumnya. Selama ini, tentu aku sendiri pernah menamakan suatu rasa. Mungkin saja itu kunamakan cinta, atau sekedar perasaan suka.

Sederhana saja, saat rasa itu muncul dan membawamu melakukan sesuatu yang awalnya mustahil kamu lakukan, atau paling tidak sangat sulit untuk kamu lakukan. Maka berhati-hatilah, karena cinta hadir di dalam dirimu. Cinta membuat dapat melakukan banyak hal, membuat pantang menyerah hanya karena adanya segurat harapan yang berkaitan dengan yang sedang kau cinta. Celakanya, cinta itu berlabuh pada suatu yang fana. Dan saat yang fana itu menunjukan sifat aslinya dan kita kehilangan, maka duka datang menyapa.

Dan aku pernah mendapat pengalaman itu, katakanlah aku pernah jatuh cinta kepada seorang wanita, yang ternyata Allah berkata lain bahwa wanita itu bukanlah jodohku. Dan saat hal itu terjadi, aku benar-benar tak mau duka itu datang karena hilangnya cinta, dalam garis tipisnya adalah harapan. Tapi tentu, seorang laki-laki memiliki harga diri tinggi, dan aku yakin bahwa kehidupan akan terus berjalan tanpa menunggumu berhenti bersedih, tanpa menunggumu berhenti berduka. Dan aku tahu, bahwa waktu juga tidak akan pernah kompromi meski aku meminta di tunda sesaat saja.

Dan lihatlah, kehidupanku terus berjalan sekarang, aku tidak berduka sedikitpun, dan juga tidak kehilangan sedikitpun. Karena aku percaya bahwa apa yang Allah telah takdirkan untukku, maka itu akan menjadi milikku, dan apa yang Allah takdirkan bukan untuukku maka tak akan sedikitpun akan menjadi milikku. Tentu semua selesai sampai disini, tapi satu hal yang aku khawatirkan, yaitu aku berani mencintaimu tapi tak berani mengikhlaskan dirimu. Karena bila demikian yang terjadi, maka aku telah mewakafkan hatiku dalam jurang duka dan nestapa yang kapan saja akan menyerang dan menolak kebahagiaan datang bercengkrama.

Sahabatku, kenalilah dirimu. Jika kau kenali dirimu maka akan kau kenali cintamu. Jika sudah keduanya, ajaklah hatimu untuk sering berkunjung dalam cahaya Allah, agar cinta hanya akan jatuh pada keimanan dan keagungan Allah, bukan pada mahluk dan kefanaan belaka.

0 komentar:

MARS pun Tertawa

Agustus 08, 2018 0 Comments

from : https://indianexpress.com/article/technology/science/mars-to-come-closest-to-earth-in-15-years-july-27-nasa-5222705/

Malam ini terasa lebih sunyi dari biasanya. Kerumunan orang yang biasanya berkumpul dalam satu ruangan ini, ntah apa saja yang dilakukannya, membuat sedikit riuh tapi juga penuh dengan warna. Dari sekedar candaan sampai dengan bullian. Semua terasa begitu lengkap. Tapi tidak untuk malam ini.

Di luar, bulan begitu malu-malu mau menampakkan cahayanya. Bintang masih begitu riuh beracakap dan berbisik. Seolah menggosip setiap apa yang mereka lihat saat melewati hari demi hari. Malam ini bintang venus hanya nampak sampai pukul 20.00 WIB saja. Cahaya-nya cukup mentereng dibandingkan yang lain. Meski sebenarnya venus adalah planet yang dekat dengan bumi, di mataku semua terlihat sama di langit, bintang berkedip nakal mengejek dan membentuk pola yang ntah aku suka atau membecinya, tapi dia selalu saja membuat bibir ini mengernyit dengan sebongkah luka hati.

Tiba-tiba saja angin menghembus, membelai lembut. Memanjakan? tidak, mungkin hanya ikut mengejek. Agaknya semesta alam tahu, hati ini berkabung untuk apa yang tak pernah terjadi. Payahnya lagi itu adalah suratan yang tinggal menghitung tanggal. Yah, setidaknya begitu sejak kabar bahagia itu datang dari uluran tangan yang ikhlas. Kabar bahagia ya? harusnya seperti itu, tapi tak sepenuhnya begitu dengan apa yang ada di dalam hati ini. Dia berdiri diantara keduanya, antara rasa bahagia dan asa yang terputus.

Ah, hujan... Hujan di tengah kecerahan malam. Hujan yang hanya ada didalam benak. Mengguyur setiap jengkal rasa yang kering kerontang. Harus ya? Kenapa hujan itu muncul di sela-sela kenikmatan memandangi keindahan. Apakah dia tak lagi memahami keindahan garis-garis yang menghubung antar bintang, menceritakan banyak kisah, juga menyimpan sejuta rahasia. Aku mencoba menolak, tapi bagaimana aku bisa menolak, sedang aku belum bisa berdamai dengan guratan senja, kini fajar ikut menghajar habis, meski matahari tak pernah padam, aku jadi takut dan lebih suka bersembunyi dalam setiap keheningan malam.

Sudahlah, patutkah aku membiarkan planet mars yang khas dengan cahayanya itu terus tertawa mengejekku. Aku ini laki-laki, yang harusnya lebih banyak berfikir dan bertindak, bukan banyak merasa dan tunduk pada cinta. Lihatlah, bahkan nyamuk pun tak mau mendekat untuk menggigitku, mungkin ia iba dan mengerti bahwa sakitku terlalu dalam. Nyamuk tak mau lagi menambah sakit meski hanya satu tusuk saja dan sekedar gatal ringan.  

0 komentar:

Biar Aku Perkenalkan Dulu

Agustus 01, 2018 0 Comments



Aku masih saja duduk di kursi di lantai dua laboratorium teknik kendali teknik elektro universitas lampung. Sudah hampir 2 bulan aku begitu hobi duduk tenang disini. Selain karena internet yang lancar, tapi juga karena harus segera mengerjakan tugas akhir. Tak jarang sampai menginap di sini, malah kadang sengaja datang selepas sholat isya biar nggak ramai di lab. Jika temen-temen yang lain main ke lab karena nggak betah sendirian di kosan, kalau aku di lab nggak betah kalau terlalu ramai, dan sore adalah waktu favoritku nongkrong di lab. Karena waktu menjelang maghrib adalah waktu lab sepi. Pada waktu ini aku bebas mengerjakan apa saja, ya kalau tidak sedang mengerjakan skripsi ya menulis cerita apa saja, atau bisa main game, menonton film, pokoknya suka-suka lah.

Setidaknya yang paling setia sama lab ada 2 sampai 3 orang, pertama ada kakak tingkatku sebut saja namanya riyan dan juga teman satu angkatan ku sebut saja dulloh. Tapi si dulloh udah jarang lagi minep dan mantengi lab, karena memang skripsi nya sudah selesai, kecuali sedikit saja revisi dan mengurus berkas lain-lain itulah, urusan birokrasi kampus. Kalau kak riyan, masih sibuk mengurus alatnya, baik dari laporan, program, ah banyak pokoknya, malas aku ngejelasinnya. Aku sendiri masih pejuang awal skripsi, alias masih berusaha mengejar seminar proposal. Gitu aja udah banyak yang reseh, nanyain kapan lulus, yang paling reseh lagi nanyain kapan nikah. Tapi kedua pertanyaan itu kadang-kadang jadi guarauan kalau lagi suntuk-suntuknya ngerjain skripsi.


Kalau ditanya kenapa baru ngerjain skripsi, tentu alasannya bukan karena aku banyak ketinggalan matakuliah. Bisa di bilang aku ini mahasiswa yang tidak terlalu pintar tapi nilai masih tingkat B ke atas lah. aku biasanya bilang kalau di tanya "kok nggak cepet-cepet ?", jawabnya "nyantai, masih banyak yang di urusin, yang penting dikerjain". Yap, memang benar dikerjain, tapi jalannya kayak bekicot. Atau kaya cheetah, tapi lagi tidur, alias nggak jalan, mandek. Cuma beberapa waktu belakangan ini, udah kena tegur. Baik dari orang tua juga beberapa temen. Aku juga masih aktif di beberapa organisasi kampus juga luar kampus, tapi masih sebatas organisasi mahasiswa. Bahkan masih duduk di posisi penting. Kalau di bilang sibuk, menurut ku tidak, soalnya masih sempet main game, jalan, tidur, bahkan uget-uget. Tapi kalau dibandingin sama yang lain, terutama teman seangkatan di kampus yang pada ngerjain skripsi, aku sih katanya sibuk.

Ada banyak alasan kenapa aku masih aktif diberbagai organisasi dan mau duduk diposisi penting, yang jelas karena posisi penting itu memiliki banyak keuntungan, yaitu makin kenal banyak orang dan jaringan semakin luas. Tapi juga tanggungjawab yang besar, karena bagaimana kita bertingkah, tak hanya nama kita yang baik atau buruk, tapi juga nama organisasi secara tak langsung ngikut ke kita. Alasan lain, adalah untuk menyibukkan diri dengan banyak kegiatan, terutama kegiatan yang bermanfaat, dan referensiku biar bisa bermanfaat hidupnya ya belajar dari organisasi dulu. Sebenarnya, jika aku mengerjakan skripsi dengan sungguh-sungguh, dan ikut organisasi sebagai peramai saja, tak masalah, itu juga sudah cukup untuk menyibukkan diri, tapi tentu karena hal lain yang perlu ditutupi dengan banyak beramal.


Sesaat hatiku terasa ngilu, bekas luka itu masih ada. Luka rasa, terasa remuk untuk hal-hal yang tak perlu. Kenyataannya, soal rasa aku payah. Jika ku ingat-ingat aku beberapa kali menyukai seorang perempuan dan selalu berusaha menjadi secreet admirer, tapi ujungnya tetep saja nyampaiin perasaan. Kalau tidak langsung ya lewat baris-baris kata. Tapi tentu, karena tak ada tindakan nyata kayak di film-film romantis, ya ujung-ujungnya kandas. Tapi bukan aku yang tak mau romantis, tapi kadang nalar ini masih waras, untuk tidak berpacaran setelah paham kalau pacaran itu dilarang. Tapi hati ini masih saja nakal, coba-coba mencintai kepada selain Allah, padahal udah berapa kali membuktikan kalimat " Dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia". Kalau dari buku, itu kata-kata dari sayyida Ali bin Abu Thalib, seorang pemimpin umat , dan salah satu dari 4 khulafaurrasyidin. Tentu, tingkatannya berbeda, kalau aku mah berharap cuma masalah perasaan, atau kalau beberapa tahun lalu tren dengan nama cinta monyet. Kalau beliau tentu berbeda, karena tak akan sempat lagi mikirin begituan.

Sudah berapa kali ya, kandas? Ntar aku hitung dulu. Nggak banyak sepertinya, hanya saja beberapa akhir kemarin emang agak bergejolak lagi, setelah sedikit lama terbiasa dan sepakat dengan persepsi "kalau rasa itu pasti ada dan semua orang juga pasti pernah, tapi mereka berbeda dalam menyikapinya. Orang hebat bukan berarti dia tak pernah merasakan perasaan kecewa seperti kita, mungkin malah pengalamannya lebih pahit. Tapi mereka memilih bersikap hebat.", artinya aku belum hebat, karena mengambil sikap-sikap yang mungkin masih di bilang ke kanak-kanakkan. Tapi yang jelas kali ini aku benar-benar terlelap dalam ilusi. Kedekatan yang terbangun karena situasi dan kondisi, dalam kelas yang sama, dan pertemuan yang ajek, telah menciptakan rasa-rasa. Aku tidak akan mengatakan bahwa itu cinta, tapi yang jelas itu soal rasa. Karena cinta tak boleh lagi bersandar pada hal yang rendah, cinta tak boleh menetap di bumi. Karena sejatinya yang ada saat ini adalah sementara, dan pada saatnya akan kekal tetapi dalam dunia yang berbeda.


***

0 komentar:

Dia [Sisi Lain Dalam Hidupku]

Agustus 01, 2018 0 Comments



Siang itu cukup terik, tapi angin bergerak begitu lembut juga ranting pohon seperti ingin memayungi setiap mahluk hidup yang ada dibawahnya. Namun ada seorang laki-laki duduk termenung dipinggiran tanggul. Mukanya sedikit muram. Tapi sesaat kemudian cerah kembali namun tak lama kemudian kembali muram.

Ntah apa yang sedang dipikirkannya, aku hanya mengamati dari balik jendela gedung laboratorium 3 lantai, dan aku berada di lantai dua.

masih di waktu yang sama, sudah lebih dari setengah jam aku beberapa kali mengecek keluar jendela, laki-laki itu masih saja berada disana termenung, sesaat muram sesaat kemudian mukanya cerah.

Mungkin saja dia sedang kehilangan sesuatu yang sangat berharga baginya, saat muramnya mungkin sebuah sesalnya kenapa harus kehilangan dan saat cerahnya mungkin dia sadar bahwa Allah senantiasa berada bersamanya. Namun hatinya belum bisa sepenuhnya bisa menerima.

Dalam beberapa hal, memang tak sederhana menerima kehendak jika harapan itu belum bisa gantungkan sepenuhnya kepada yang Maha Berkehendak. Ia butuh waktu untuk kembali menguatkan tauhidnya.

Aku jadi mengingat perkataan bijak dari seorang pemimpin umat ini "Aku sudah pernah merasakan begitu banyak kepahitan, dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia".

Entah bagaimana aku begitu mudah merelakan hal lain yang menurut orang lain begitu penting tapi tidak untuk yang satu ini. Agaknya, Allah berkehendak lain yang lebih baik, teatapi hati ini tak kunjung mau keluar rumah karena derasnya hujan diluar. Ia nya lupa membawa payung dan juga enggan berteduh padahal sama saja, bangunan itu tanpa atap.

huuufffttt... Aku menghela nafas, ragaku memang sedang beraktifitas disini, tapi rasaku tak kunjung bergerak dan termenung ditepian sana. Ah, sudahlah. Kehidupan akan tetap berjalan tanpa menunggumu kembali baik dengan rasamu. Biarkanlah ia sejenak sampai ia menemukan lagi jalannya. Amalmu tetap kerjakan..

0 komentar:

Cinta dan Idealisme

Juni 30, 2018 0 Comments


Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakaatuh..

Pasti udah pada kangen ya sama penulis? maafkan penulis yang tak senantiasa komit dalam mengisi blog dengan pikiran-pikiran menggelitik dan juga asik namun tak kosong, InsyaAllah. Akhir-akhir ini penulis lagi banyak mikirin cinta nih gaes.. Terlebih dengan pengamatan tentang keadaan para pemegang cinta juga objek cinta. what's... Cinta? Tenang saja, meskipun bahasannya soal cinta dijamin nggak melow kok.

Ada hal menarik dari cinta, dia memiliki banyak deskripsi dan juga sebuah kata yang tak pernah habis dibahas dari jaman neolitikum sampai jaman NOW. Mari kita sepakati pembahasannya sebatas apa yang ingin penulis sampaikan, yaitu hubungan antara ideslisme dan cinta.

Untuk jatuh cinta, itu mudah. Kamu hanya perlu memberi perhatian secara konsisten pada suatu objek untuk mencintai objek itu. Jika orang bilang mencintai itu hanya untuk yang indah-indah, tapi kenyataannya ada orang yang mencintai kejahatan. Hal itu karena orang tersebut telah melakukannya sehari-hari. Misalkan seorang pemabuk, maka ia mencintai segala sesuatu yang memabukkan salah satunya miras. Jika kalian mengatakan itu ukan cinta, tetapi candu, bukankah cinta itu candu. 

Mari kita bahas cerita lain, seperti kata orang bijak "Cinta itu menguatkan". Adakah yang tidak setuju dengan kalimat tersebut. Bagaimana jika penulis kisahkan bahwa ada seorang yang sampai sakit-sakitan karena ditinggal pergi oleh kekasihnya. Itu cinta bukan? menguatkan atau melemahkan?

Lalu bagaimana dengan pernyataan bahwa cinta itu berkaitan dengan yang indah-indah, misalkan cinta bisa membuat seseorang berperilaku baik, selalu terlihat bahagia setiap harinya. Tapi di lain sisi, kita juga mendengar ada seseorang yang tega membunuh orang demi cinta, ada yang menyiksa seseorang karena cinta, dan tindakan kriminal lainnya karena cinta. Kontradiksi bukan?

Lalu bagaimana sebenarnya cinta itu diartikan dalam arti sebenarnya? Inilah yang dari dulu sampai sekarang membuat cinta itu menjadi bahasan yang tidak pernah habis. Cinta itu seperti iman, yaitu kepercayaan seseorang terhadap suatu konsep yang dia pahami.

Lalu bagaimana hubungannya dengan idealisme? dalam kamus bahasa indonesia, idealisme diartikan sebagai berikut:
1.n aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami
2.n hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna
3.n Sas aliran yang mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dengan kenyataan.

Jadi cinta tidak pernah bisa dibenturkan dengan idelisme, yang ada adalah cinta mengikuti idealisme seseorang. Bagi seseorang yang memiliki idealisme bahwa bumi indah tanpa bunga, maka secantik apapun bentuk dan penampilan bunga ia akan tetap menganggapnya buruk meski orang lain sepakat bahwa bunga tersebut begitu indah.

Dalam berumah tanggapun demikian, hal pertama yang paling penting dalam membangun rumah tangga adalah menyamakan idelisme keluarga, karena kalau sepasang suami dan istri tak memiliki idealisme yang sama maka mempertahankan ikatan diantara keduanya adalah hal yang sulit. Dan bagaimana mungkin didalam rumah tangga tersebut akan ada cinta jika cita-cita nya tak sama. 

Maka Islam adalah idealisme cinta. Karena islam merupakan risalah yang turun dari Allah SWT. yang Maha Pengasih, yang memberi cinta, yang mencintai keindahan karena ke Maha Indah-anNya. Ia melarang setiap yang merusak, membungkar setiap yang mungkar, dan mencegah dari setiap yang sesat. Islam memberikan jalan kepada orang-orang yang tersesat untuk segera kembali, baik kembali ke jalan yang benar atau kembali ke tempat pembalasan yang kekal.

Allah memberikan kesempatan pada seluruh manusia agar dapat kembali pada cinta-Nya dan mencintai yang Allah cintai. Membuka jalan bagi setiap yang salah jalan untuk bertaubat, membuka pintu rahmat bagi setiap yang mencari-Nya. Maka alangkah indahnya, karena islam mengajarkan kita agar mencintai setiap apa yang ada dialam semesta, baik langit dan bumi serta yang ada diantara keduanya. Maka islam memberi kesempatan bagi sepasang kekasih yang saling mencintai karena Allah (yang berarti satu idealisme yaitu islam) naungan saat tiada naungan lain selain dari Allah. 

Maka jika masuklah islam secara kaffah, dan temukanlah cinta yang sebenarnya. Berangkatlah dari Iman, karena dari iman itu Allah akan berikan cinta yang bersinar dan menerangi sekitarnya. Maka berangkatlah dari iman, dan Islam sebagai idelisme yang menebarkan cinta dan menyembuhkan sesama yang sedang sakit.

0 komentar:

Untuk Semua Laki-laki Disekitarku, Kalian Bisa! [Menjadi Lelaki Luar Biasa]

Juni 04, 2018 0 Comments

Bismillahirrahmannirrahiim..

Masih pagi-pagi sekali artikel ini coba ku tulis. Sebuah tulisan yang sebenarnya belum pernah terlintas dalam benak maupun terfikirkan sama sekali sebelumnya. Entah ada magnet apa, rasanya jari ini mudah saja menjawab sebuah tantangan untuk menulis artikel tentang laki-laki. Ya, laki-laki. Selama ini diriku begitu sibuk mengamati tanda-tanda alam, perempuan dan gerak gerik hati, tapi tak pernah sedikitpun terbesit untuk menulis bagaimana keseluruhan dari laki-laki. Perhatianku sebelumnya hanya sebatas rasa, tapi kali ini ada tantangan menulis tentang laki-laki dari sudut pandang yang berbeda.

Tentu pembahasannya tak mendetail, hanya saja tulisan ini mencoba mengungkapkan sudut pandangku terhadap laki-laki secara terbuka. Laki-laki adalah makhluk berbentuk manusia yang pertama kali diciptakan, dan manusia pertama itu adalah Nabi Adam A.S. Kemudian disusul dengan penciptaan Hawa sebagai pasangan dan teman bagi Adam A.S. dari tulang rusuknya sendiri. Faktanya laki-laki adalah manusia pertama yang diciptakan.

Fakta selanjutnya, Allah memberikan amanah Khalifaur Fiil Ard (Khalifah di-Muka Bumi) dengan membawa misi penyampai wahyu dan risalah Ketuhanan, yang kesemua yang diberikan amanah dan pengemban risalah ini adalah kaum laki-laki. Mulai dari Nabi Adam A.S sampai Nabi Muhammad SAW. Semuanya adalah laki-laki. 25 Nabi yang wajib diimani dalam buku-buku sejarah dan pengetahuan islam, kesemuanya adalah laki-laki. Maka kaum Adam adalah yang paling bertanggung jawab atas risalah Ketuhanan dan syariat. Hal ini ditunjukkan dengan penjelasan yang menyatakan bahwa laki-laki bertanggungjawab atas ibunya, istrinya, saudara perempuannya, dan anak perempuannya.

Fakta selanjutnya, bahwa laki-laki dinobatkan sebagai pemimpin, baik yang paling dasar adalah pemimpin bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya.

Untuk para lelaki yang ada disekitarku, sadarilah bahwa Allah mempercayakan begitu banyak amanah padamu tentu bukan tanpa alasam. Dan sadarlah bahwa engkau dibekali potensi yang luarbiasa oleh Allah untuk mengemban semua itu. Engkau adalah penegak risalah Ketuhanan dan kebenaran dimuka bumi ini. Engkau adalah Khalifatu fiil Ard. Lepaskanlah dirimu dari setiap belenggu prasangka buruk yang kamu ciptakan sendiri. Bersihkanlah setiap noda-noda dihatimu agar terang penglihatan nuranimu dan lebih jelas dalam menempuh jalan yang berliku.

Wahai para lelaki, jadilah perkasa tanpa menyakiti yang lain. Jadilah tegas tanpa menindas. Tentu Allah memberimu 9 akal dan 1 nafsu agar engkau pandai dalam mensiasati dunia yang sementara, pandai dalam menangkap setiap tanda kekuasaan Allah, pandai dalam meluruskan yang bengkok. Bukan malah tersiasati dunia, mencintai yang fana, dan memilih jalan yang bengkok. Tentu semua itu sepadan dengan amanah yang engkau emban di dunia sebagai khalifah di muka bumi.

Dan barang tentu, disisakannya 1 nafsu atau rasa atau sejenisnya, agar engkau dapat memahami bahwa ada kaum wanita yang Allah ciptakan khusus untukmu supaya engkau cenderung tentram dalam menjalankan amanah besar itu. Agar masih ada rasa cinta didalam ukhuwah yang engkau jalani. Dan, agar ada sepercik rasa yang membuatmu faham sebagai manusia akan ketidakberdayaanmu dihadapan Allah, dan bagaimana lembutnya kasih-sayang Allah menyentuhmu.


Picture from pixabay.com
Wahai laki-laki, engkau adalah manusia terbaik, maka jadilah sebaik-baiknya manusia di hadapan Allah SWT.

0 komentar:

Untuk Semua Wanita Disekitarku, Kalian Bisa! - Menjadi Wanita Luar Biasa

Juni 04, 2018 0 Comments

In Frame : Aksi 3 Tahun Kepemimpinan Jokowi 20 Oktober 2017 @Depan Jalan Merdeka Barat (Kawasan Monas)

Bismillah.
Engkau wanita, kau selalu lebih tegar dari semua masalah-masalahmu. Lebih kuat dari semua rasa sakitmu. Seluruh hidupmu tak luput dari mendidik generasi, bahkan terkadang dirimu sendiri kurang kau perhatikan.

Saat menjadi anak perempuan, kamu pembuka pintu syurga bagi saudara laki-laki dan ayahmu,
saat menjadi seorang istri, dikau menjadi separuh agama bagi suamimu, kamu bisa masuk surga dari pintu manapun asal memenuhi empat kriteria :

Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany).

Dan saat menjadi seorang ibu, syurga berada dibawah telapak kakimu. Betapa mulia dan berharga dirimu, jika kau mau memahami ini. Namun sayang, banyak dari kita yang tak menyadari betapa kita begitu berharga. Jangan rela menjadi kerikil karena kamu lebih mewah dari berlian. Jangan rela menukar tempat terindah di kehidupan kedua dengan dunia yang hanya sementara ini.

Ada empat orang yang akan mempertanggungjawabkanmu di akhirat nanti. Saudara laki-laki, ayah, suami, dan anak laki-lakimu. Dan, kamu bisa menjadi sebab mereka terjerembab ke dasar nereka, atau justru menjadi jalan bagi mereka menuju syurga.

Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalihah.” (H.R. Muslim)

Written by Ajeng Dini Utami | http://adinut.blogspot.com/

0 komentar:

Tamu Terakhir Bisa Datang Kapan Saja

Mei 16, 2018 0 Comments



Bismillahirrahmannirrahiim,,

Alhamdulillah, senantiasa hamba panjatkan kepada Allah sebagai bentuk syukur karena masih memberikan kesempatan kepada penulis untuk mencurahkan gagasan pemikiran serta saling berbagi kebaikan berupa ilmu kepada setiap sahabat. Juga shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. yang merupakan guru dan teladan terbaik sepanjang jaman.

Postingan kali ini akan sedikit berbeda dari sebelumnya, jika sebelumnya gagasan ane jarang sekali melirik kebuku-buku dan lebih senang membahas setiap pokok dengan arti bahasa, kali ini penulis tertarik merangkum sebuah buku saku ringan, yaitu tentang tamu terakhir. Karena menurut saya ini begitu menarik dan InsyaAllah bermanfaat jika disampaikan.

Saya teringat kisah pada buku "Tamu Terakhir" yang disusun oleh Ustadzah Asmaa Muzayyin, Lc. Tentang seseorang saudagar kaya yang kedatangan tamu. Siapakah tamunya? Tamunya adalah malaikat maut yang menjelma sebagai seorang yang kumuh dan miskin. Lalu orang miskin itu mengetuk pintu rumah,"sebut saja fulan namanya". Orang yang ada didalam rumah itupun segera bergegas membukakan pintu. Setelah dilihatnya tamun itu adalah seorang yang lusuh dan miskin, maka dengan pongah orang yang membukakan pintu itu bertanya "ada perlu apa?". "Sampaikan kepada tuanmu aku ingin menemuinya." kata orang miskin.

Dengan suara yang pelan, orang yang membukakan pintu itu berkata " Pantaskah orang miskin sepertimu menjadi tamu atau menemui tuanku yang kaya lagi terhormat ini?" Maka segera pintu rumah itu ditutup dan orang miskin itupun mengetuk pintu itu lagi.

Dengan pelan orang miskin itu berkata " Aku adalah malaikat maut dan datang kemari untuk menjemput tuan mu si fulan." Seketika orang yang membukakan pintu itu langsung terjatuh lemas dan begitu kagetnya. Maka segera ia masuk dan memberitahukan kepada tuannya.

Tuannya pun kaget dan seisi rumah menjadi hening serta penuh tangis. "Aku akan menjemputmu, sampaikan wasiatmu yang perlu disampaikan." Maka sang tuan pun meminta kepada keluarganya untuk mengumpulkan seluruh hartanya diruang tamu.

Maka uang-uang itu dikeluarkan dari dalam kotak-kotak penyimpannya, lantas tuannya berkata "Laknat atasmu wahai harta! Kamulah yang menyebabkan aku lalai dari Rabbku, dan kamulah yang menyibukkan aku dari amal akhirat hingga aku sampai ke ajalku."

Hartanya pun menjawab ucapan itu, " janganlah engkau mencelaku, tidakkah engkau dulu adalah seorang yang hina dimata manusia dan karena aku dirimu menjadi terhormat!?
Tidakkah terlihat padamu bekas-bekas kebaikanku kepadamu!?
Tidakkah dulu engkau bisa berkumpul bersama para raja dan bangsawan, sedangkan para hamba-hamba yang shalih tidak bisa berkumpul bersama mereka!?
Tidakkah engkau dulu meminang putri para raja dan bangsawan dan engkau dinikahkan dengan mereka, sedangkan ketika dipinang oleh orang-orang yang shalih, mereka tidak mau menikahkan putri-putri mereka!?
Apakah ketika engkau membelanjakan aku dijalan yang buruk aku enggan untuk dibelanjakan!?
Seandainya jika engkau menggunakan aku dijalan Allah, pasti aku tidak akan membangkang darimu.
Engkau lebih hina dariku, sesungguhnya aku dan engkau hanya diciptakan dari tanah. Ada yang beranjak dengan kebaikan, ada juga yang beranjak dengan keburukan."..
Inilah yang dikatakan oleh harta.

Adalah diri kita sendiri yang bertanggung jawab atas apa yang telah kita perbuat. Kisah tersebut dikutip dari Uddatus Shabirin oleh Ibnul Qayyim, menjadi pelajaran penting bahwa setiap didunia ini memiliki dua hakikat kegunaan. yaitu sebagai sarana kita beribadah dan yang kedua adalah sarana syaitan untuk melalaikan kita terhadap amalan akhirat atau hakikat kita diciptakan di dunia ini.

Maka berhati-hatilah sahabat, jika aktivitas dunia kita menjauhkan kita dari berbuat kebajikan, menghalangi ibadah kita, dan membuat kita lalai. Jika dunia telah menjadi cinta kita, maka dunia tidak hanya membuat kita tertipu, tetapi juga menyesal dikemudian hari. Karena sejatinya dunia hanyalah tempat persinggahan, tempat gurauan saja, dan tempat kembali kita adalah akhirat.

Tapi apakah mudah mempercayai akan adanya akhirat dan hari akhir. Bagi sebagian orang yang tidak mendapat petunjuk, meyakini hal ini tidaklah mudah. Karena tidak sedikit ayat didalam Al-Quran membicarakan orang-orang yang ingkar terhadap hari berbangkit. Maka bersyukurlah dan senantiasa meminta petunjuk kepada Allah SWT.

Ini saja yang dapat penulis sampaikan pada tulisan ini, semoga bermanfaat dan bisa menjadi hujjah nantinya ketika penulis dimintai pertanggung jawaban atas ilmu yang Allah berikan kepada penulis. Segala puji bagi Allah, semoga kita termasuk kepada umat nabi Muhammad dan termasuk orang-orang yang Allah beri petunjuk, Berangkatlah Dari Iman, karena Iman ada didalam hati, maka mintalah fatwa kepada hatimu.

0 komentar:

Rasa yang Di Nalarkan

Maret 27, 2018 0 Comments

Mendung pagi itu, berkemul dengan embun dan cahaya redup di halaman rumah. Sesekali kenangan ini membias mengikuti mentari yang tak kunjung muncul, semangat itu memadam penuh kecurigaan. Masih pagi-pagi, dianya tak kunjung ceria padahal begitu banyak hal menanti untuk dikerjakan.

Ah, lagi-lagi hati ini menyematkan rasa dan jari ini begitu mudah menyampaikan dalam bahasa santun yang menusuk. Ntah bagaimana ia merasa, nyatanya rasa memang mempengaruhi gerak jasmaniyah, nyatanya peran ruhiyah lebih tegas dari peran jasmaniyah. Mungkin karena kendurnya kajian yang diikuti, padahal sudah kularikan pada buku-buku penggugah, tapi ia-nya tetap saja mendiami tempat yang penuh dengan jejak-jejak kepergian.

Baru kemarin sore rasanya ku sambung tali yang mulai memudar, pagi ini ia-nya ingin lebih. Dan lagi-lagi tahu caranya menyekat dan menyesakkan rongga hati. Ah, apakah aku masih bicara cinta, padahal kiranya ia telah lari pergi terakibat aku-nya yang senantiasa memainkan. Ah, aku kira ia-nya telah kapok, sekiranya  aku sudah menempatkannya dengan benar dalam porsi yang tepat. Kenyataannya ia masih gentayangan dan semaunya hadir tanpa permisi.

lama kiranya, setelah tulisan dengan judul merindukanmu sederhana saja, hingga kini baru lagi tertulis sajak penuh akan syarat curahan hati. Mungkin saja bisa jadi pelajaran bagi yang bermain dengan cinta agar senantiasa berhati-hati dalam jeratnya yang mengikat ke dasar bumi. Enggan melangit, meratap pada tepi senja yang sesaat. Penuh dengan dera hujan dan bising dengan suara nasihat. Begitulah dia menjerat, menidurkan kesadaran dalam balutan keduniaan. Menjebak batin dalam lukisan dan ironi ilusi kefanaan.

Sekilas mata ini tersilap cahaya, dan membuka lamunan serta khayalan panjang. Ternyata rasa itu terlalu egois dengan pendapatnya. Teguran paling sederhana, dalam bentuk sapaan ringan, tempat berlari yang tak mau di singgahi, senyum jahat tapi tulus, kejujuran rasa yang bebas tanpa terikat. Dia nya berkata, mungkin kamu sedang lapar. Bibir ini bergetar tak bisa menahan tawa, dan getarnya pun membangunkan jiwa. Ah, iya.. Aku lupa, rasa juga perlu dinalarkan dalam kerja-kerja amal. Bukanlah hayalan penuh dengan kekosongan, kosong dari pembuktian dan kosong dari harapan. Bukanlah sebuah harapan yang menggantung pada dasar yang rendah, tapi harus ke tali yang terhubung melangit, yaitu syariat.

Rasa yang di nalarkan, ia nya pagi ini mampu menyelamatkan asa yang melambung tak jelas. Membangunkan jiwa yang tertidur pulas. Menggugah jasmani yang bergerak malas. Ia nya menggetarkan hati yang mulai tak waras, kata-kata yang mengutuk keras, akal yang hilang terampas, juga khawatir yang menyebabkan was-was.

Rasa yang dinalarkan, disitulah kita hidup. Di alam nyata, bukan di alam rasa. Yang dibenarkan adalah Iman disertai amal shaleh. Bukan iman saja, juga bukan amal shaleh saja. Tapi keduanya dalam satu kepaduan yang sama. Terikat kuat, kekasih yang tak terpisahkan. Iman yang terbukti dengan tindakan berbentuk amal shaleh. Rasa pun demikian, adalah cerminan dari keduanya. Rasapun harus disertai dengan nalar. Dan Nalarpun harus yang sehat, bukan sekedar nalar.

Begitulah rasa yang dinalarkan, berfikirlah sebagai tuan yang bertuhan. Dan merdekalah dalam beriman. Mungkin cukup sekian dalam pembahasan kali ini, bersambung di tulisan berikutnya..


0 komentar:

Berorganisasi, kenapa Tidaak ?

Maret 16, 2018 2 Comments



Selamat Pagi Sahabat tersayang. Sudah cukup lama nih sudah tidak pernah update blog. Admin lagi asik jalan-jalan gaes. Beberapa waktu lalu adminnya lagi Kerja Praktek disambi ngerjain laporannya. Libur semester ini Admin KKN (Kuliah Kerja Nyata) untuk memenuhi kurikulum. Harap maklum, Admin bukan kuliah dijurusan sastra, jadi untuk nulis ya bukan kerjaan sehari-hari, melainkan harus pinter-pinter nyolong waktu juga mood yang bagus. Kali ini Admin ingin berbagi mengenai hikmah dan manfaat mengikuti Organisasi nih.

2 komentar: