Tamu Terakhir Bisa Datang Kapan Saja

Mei 16, 2018 0 Comments



Bismillahirrahmannirrahiim,,

Alhamdulillah, senantiasa hamba panjatkan kepada Allah sebagai bentuk syukur karena masih memberikan kesempatan kepada penulis untuk mencurahkan gagasan pemikiran serta saling berbagi kebaikan berupa ilmu kepada setiap sahabat. Juga shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. yang merupakan guru dan teladan terbaik sepanjang jaman.

Postingan kali ini akan sedikit berbeda dari sebelumnya, jika sebelumnya gagasan ane jarang sekali melirik kebuku-buku dan lebih senang membahas setiap pokok dengan arti bahasa, kali ini penulis tertarik merangkum sebuah buku saku ringan, yaitu tentang tamu terakhir. Karena menurut saya ini begitu menarik dan InsyaAllah bermanfaat jika disampaikan.

Saya teringat kisah pada buku "Tamu Terakhir" yang disusun oleh Ustadzah Asmaa Muzayyin, Lc. Tentang seseorang saudagar kaya yang kedatangan tamu. Siapakah tamunya? Tamunya adalah malaikat maut yang menjelma sebagai seorang yang kumuh dan miskin. Lalu orang miskin itu mengetuk pintu rumah,"sebut saja fulan namanya". Orang yang ada didalam rumah itupun segera bergegas membukakan pintu. Setelah dilihatnya tamun itu adalah seorang yang lusuh dan miskin, maka dengan pongah orang yang membukakan pintu itu bertanya "ada perlu apa?". "Sampaikan kepada tuanmu aku ingin menemuinya." kata orang miskin.

Dengan suara yang pelan, orang yang membukakan pintu itu berkata " Pantaskah orang miskin sepertimu menjadi tamu atau menemui tuanku yang kaya lagi terhormat ini?" Maka segera pintu rumah itu ditutup dan orang miskin itupun mengetuk pintu itu lagi.

Dengan pelan orang miskin itu berkata " Aku adalah malaikat maut dan datang kemari untuk menjemput tuan mu si fulan." Seketika orang yang membukakan pintu itu langsung terjatuh lemas dan begitu kagetnya. Maka segera ia masuk dan memberitahukan kepada tuannya.

Tuannya pun kaget dan seisi rumah menjadi hening serta penuh tangis. "Aku akan menjemputmu, sampaikan wasiatmu yang perlu disampaikan." Maka sang tuan pun meminta kepada keluarganya untuk mengumpulkan seluruh hartanya diruang tamu.

Maka uang-uang itu dikeluarkan dari dalam kotak-kotak penyimpannya, lantas tuannya berkata "Laknat atasmu wahai harta! Kamulah yang menyebabkan aku lalai dari Rabbku, dan kamulah yang menyibukkan aku dari amal akhirat hingga aku sampai ke ajalku."

Hartanya pun menjawab ucapan itu, " janganlah engkau mencelaku, tidakkah engkau dulu adalah seorang yang hina dimata manusia dan karena aku dirimu menjadi terhormat!?
Tidakkah terlihat padamu bekas-bekas kebaikanku kepadamu!?
Tidakkah dulu engkau bisa berkumpul bersama para raja dan bangsawan, sedangkan para hamba-hamba yang shalih tidak bisa berkumpul bersama mereka!?
Tidakkah engkau dulu meminang putri para raja dan bangsawan dan engkau dinikahkan dengan mereka, sedangkan ketika dipinang oleh orang-orang yang shalih, mereka tidak mau menikahkan putri-putri mereka!?
Apakah ketika engkau membelanjakan aku dijalan yang buruk aku enggan untuk dibelanjakan!?
Seandainya jika engkau menggunakan aku dijalan Allah, pasti aku tidak akan membangkang darimu.
Engkau lebih hina dariku, sesungguhnya aku dan engkau hanya diciptakan dari tanah. Ada yang beranjak dengan kebaikan, ada juga yang beranjak dengan keburukan."..
Inilah yang dikatakan oleh harta.

Adalah diri kita sendiri yang bertanggung jawab atas apa yang telah kita perbuat. Kisah tersebut dikutip dari Uddatus Shabirin oleh Ibnul Qayyim, menjadi pelajaran penting bahwa setiap didunia ini memiliki dua hakikat kegunaan. yaitu sebagai sarana kita beribadah dan yang kedua adalah sarana syaitan untuk melalaikan kita terhadap amalan akhirat atau hakikat kita diciptakan di dunia ini.

Maka berhati-hatilah sahabat, jika aktivitas dunia kita menjauhkan kita dari berbuat kebajikan, menghalangi ibadah kita, dan membuat kita lalai. Jika dunia telah menjadi cinta kita, maka dunia tidak hanya membuat kita tertipu, tetapi juga menyesal dikemudian hari. Karena sejatinya dunia hanyalah tempat persinggahan, tempat gurauan saja, dan tempat kembali kita adalah akhirat.

Tapi apakah mudah mempercayai akan adanya akhirat dan hari akhir. Bagi sebagian orang yang tidak mendapat petunjuk, meyakini hal ini tidaklah mudah. Karena tidak sedikit ayat didalam Al-Quran membicarakan orang-orang yang ingkar terhadap hari berbangkit. Maka bersyukurlah dan senantiasa meminta petunjuk kepada Allah SWT.

Ini saja yang dapat penulis sampaikan pada tulisan ini, semoga bermanfaat dan bisa menjadi hujjah nantinya ketika penulis dimintai pertanggung jawaban atas ilmu yang Allah berikan kepada penulis. Segala puji bagi Allah, semoga kita termasuk kepada umat nabi Muhammad dan termasuk orang-orang yang Allah beri petunjuk, Berangkatlah Dari Iman, karena Iman ada didalam hati, maka mintalah fatwa kepada hatimu.
adwan-adidarmawan.blogger.com

adwan-adidarmawan.blogger.com

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: