MENJADI MAHASISWA BARU

Juli 18, 2019 , 0 Comments



Setelah lulus SMA, sudah pengumuman lulus, dan juga sudah diterima di Perguruan Tinggi. Dan langkah selanjutnya yang dilakukan adalah dengan mengikuti peraturan yang telah dibuat. Salah satunya mengurusi administrasi dan menyelesaikan segala urusan di SMA dulu. Kuliah, menjadi pilihan ku setelah lulus SMA. Dan itu benar-benar menjadi pikiran sejak awal masuk semester 5 atau semester 1 kelas 12. Dan saya pikir, sebagian besar dari kami, atau anak SMA pikirkan ketika memilih jurusan di perguruan tinggi adalah prospek kerja.

Bahwa jurusan ini sangat menjanjikan dan sedang sangat dibutuhkan, bahwa jurusan ini pada beberapa tahun nanti akan begini dan begitu, bahwa jika mengambil jurusan ini dan bisa bekerja disini akan mendapat kan gaji sekian dan sekian. Selain itu juga menggunakan pertimbangan nilai raport yang paling besar dan yang paling bagus. Bila nilai matematikanya bagus, berarti aku akan mengambil jurusan ini dan itu, jika nilai kimia ku bagus, maka aku akan mengambil jurusan ini dan itu.

Dan kini aku sadar, semua pertimbangan yang digunakan untuk menentukan akan kemana aku melanjutkan pendidikan dan jurusan apa yang akan aku pilih waktu itu menggunakan standar yang sangat standar sekali.

Tapi bukan ini yang akan aku bahas kali ini, melainkan bagaimana ketika menjadi mahasiswa baru. Tepat setelah wawancara beasiswa bidikmisi setelah pengumpulan berkas administrasi, maka hari-hari dipenuhi rasa penasaran akankah berkasnya lolos dan diterima beasiswanya. Di lain sisi, bagaimana kalau diterima dan aku akhirnya menjadi mahasiswa baru. Sebelumnya ketika menjelang akhir masa di SMA, aku juga pernah merasakan kekhawatiran yang sama, melihat begitu banyak kasus yang menimpa mahasiswa.

Mulai dari hamil dan melahirkan di dalam kosan tanpa ada yang tahu, perekrutan organisasi-organisasi radikal yang bermuara pada kesesatan dan ajang terorisme, juga beberapa kasus agenda pemurtadan yang terjadi. Maka mencari dan mengumpulkan informasi dari senior waktu itu menjadi hal yang penting bagiku dan kebetulan memang ada guru muda lulusan dari Universitas yang menerimaku waktu itu.

Singkat cerita, berkasku lolos dan pengajuan bidikmisiku diterima. Dan dimulailah dunia ku sebagai mahasiswa baru. Dan kau tahu, sebagai mahasiswa yang baru masuk dan tidak memiliki banyak pengetahuan dan merasa tidak banyak tahu, tidak memiliki banyak pilihan kecuali menerima apa yang dibagi oleh senior yang telah terlebih dahulu menjadi mahasiswa dan mengikuti arahan dosen ataupun civitas kampus yang berwewenang. Hanya saja ada beberapa orang yang punya pendirian kuat, maka mereka menjadi yang paling dominan juga yang paling keras kepala. Namun juga ada yang tanpa ilmu yang cukup merasa paling benar dan menyalahkan yang lainnya.

Aku yang telah banyak bertanya terlebih dahulu soal bagaimana lingkungan universitas juga fakultas, telah memberi batas-batas untuk menerima doktrin yang masuk dari berbagai sumber. Disinilah sebenarnya kita dibentuk pemikirannya. Kita benar-benar mengahadapi suasana yang berbeda dari sebelumnya, dari masa yang terjadwal dan teratur dimana yang bertanggung jawab adalah instansi untuk menertibkan siswanya, kepada yang juga terjawab dan teratur namun tanggungjawabnya diletakkan kepada mahasiswa.

Sehingga jadwal yang sudah dibuat dapat berjalan dengan baik atau tidak tergantung dari perorangan. Dan aturan yang telah dibuat sepenuhnya baik atau tidaknya tergantung dari mahasiswa yang ada didalamnya.

Menjadi mahasiswa baru harus benar-benar belajar dengan cepat, menerima semua informasi lalu menyaringnya, dan mencerna serta memahami informasi yang masuk dari berbagai sudut pandang lalu disesuaikan dengan apa yang menjadi kekuatan bagi kita. Inilah nanti yang membentuk karakter dan wawasan, yang membuat kita jauh lebih dewasa dan bertanggung jawab. Sayangnya, beberapa mahasiswa yang berfikir bahwa nilai adalah segalanya, menjadi manusia menyebalkan dan terlambat berkembang menjadi dewasa.

Pasalnya, apapun yang menghalangi mereka untuk meraih nilai yang besar dan sempurna akan disingkirkan. Belum lagi, mereka selalu mencari sesuatu untuk disalahkan, meski yang paling bijak dari tipe ini adalah yang menjadikan dirinya sendiri paling disalahkan atas apa yang perbuat. Masalahnya ini membatasi mereka untuk berkembang.

Menjadi mahasiswa, kamu juga akan dinilai masyarakat sebagai seseorang yang memiliki kesempatan lebih dari pada yang lainnya. Dan kamu harus siap dilebihkan dan mengambil peran di masyarakat. Maka carilah yang paling bisa membuatmu bertahan dari setiap penderitaan dan pengalaman yang akan didapatkan sebagai mahasiswa. Jadilah mahasiswa yang tidak mengerti kata menyerah, tetapi memahami kata memilih lebih dari siapapun.

Karena menyerah menghentikannya, tetapi memilih memang kadang membuatmu gagal di bagian ini tetapi berusaha dan optimis kembali dibagian itu. Dan jadilah orang yang bertanggung jawab atas apa yang kau terima, juga jadilah yang peduli kepada kebenaran. Karena kebenaran tak pernah mengajarimu untuk mencontek demi mendapatkan nilai yang baik, untuk mengabaikan semua teman-temanmu juga keluarga demi ambisimu. Tapi ia memilih mana yang lebih penting dan lebih baik untuk dia dan masa depannya sesuai dengan pemahamannya terhadap ilmu.
adwan-adidarmawan.blogger.com

adwan-adidarmawan.blogger.com

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: