Merindukanmu Sederhana Saja,
Saat dedaunan yang jatuh tertiup angin, ia tak pernah marah pada angin yang berhembus meski rindu pada batang tempatnya tumbuh dulu. Namun sederhana saja, tak marah dan tak pernah banyak bersikap, karena takdir telah pasti padanya. Maka bagaimana rasanya Ali ketika cinta tumbuh pada seorang wanita mulia, anak dari pamannya sekaligus Rasulullah SAW, Fatimah RA. Ketika Ia masih menyimpan rindu, ada berita bahwa seorang sahabat mulia, sahabat terbaik melamar Fatimah. Alangkah perih hatinya, Kalau saja cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya tidak bertahta dihatinya.
Sedikit saja pengantar untuk tulisanku kali ini, sudah lama sekali tidak pernah mengupdate blog kesayangan ini. Maafkan penulis yang aktifitas kuliah dan organisasinya agak berantakan, sehingga tulisannyatidak tertuang kedalam blog tua ini *Aseegg. Karena penulis yang sedang merindukan seseorang, maka akan lebih seru sekali-kali saya membahas tentang rindu sendiri. Namun, untuk sahabat-sahabat nanti yang membaca siap-siap baper ya(bawa perasaan) karena kita akan berbicara soal rasa dan logika.
Menurut KBBI, arti rindu/rin·du/a 1 sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu: ia -- akan kemerdekaan; 2 memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu (hendak pulang ke kampung halaman). Jadi rindu itu suatu keinginan murni yang muncul didalam benak, mencuat kepermukaan untuk mendapatkan ataupun bertemu. Jika kita menamnbahinya menjadi merindukan, maka rindu menjadi kata kerja yang sedang terjadi. Didalam KBBI sendiri memiliki arti sendiri, yaitu : merindukan/me·rin·du·kan/ v 1 sangat menginginkan dan mengharapkan (hendak bertemu): dia ~ kekasihnya; 2 menaruh cinta kepada; 3membangkitkan rasa rindu:
Maka judul tulisan kali ini adalah mengena pada beberapa kemungkinan, yaitu menginginkan dan mengharapkan bertemu serta menaruh cinta kepada, sedang mengbangkitkan rasa rindu merupakan bahasan lain yang cukup menarik nantinya. Untuk yang pertama, merindukan dan mengharapkan ingin bertemu. Rindu seperti ini adalah rindu yang muncul kepada dua objek, lalu keduanya terpisah. Mungkin sederhananya, seperti sepasang kekasih yang terpisah jarak. Kita dapat melihat penyebabnya pada kasus ini, yaitu sebuah rasa yang hinggap dari kedua objek tersebut. Tetapi untuk sebuah kasus, seperti seseorang yang merindukan jodohnya atau seseorang yang tak pernah jumpa sekalipun, maka kita tahu bahwa makna dari suatu rindu itu bersebab. Dan sebab paling dasar dari munculnya rindu adalah cinta.
Cinta adalah kata yang tak pernah selesai bahasannya, yang tidak akan pernah hilang kapanpun adanya. Namun objeknya berbeda-beda tergantung dari orang yang memeliharanya. cinta sendiri bisa berupa kata sifat dan juga kerja. Namun kita tidak akan membahas cinta, karena ini akan panjang dan banyak sekali definisinya.
Kembali kepembahasan awal, mengenai rindu yang paling mulia yaitu ketika Rasulullah merindukan umatnya yang belum pernah ia temui, sampai-sampai menjelang wafatnya beliau berucap Umatku-umatku. Maka rindu seperti inilah yang mulia. Kalimat tersebut menunjukkan betapa cintanya beliau kepada umatnya. Maka rindu adalah buah dari cinta yang bercampur dengan hasrat lalu muncul kepermukaan memberikan rasa-rasa.
Pada arti yang kedua, ketika merindukan di artikan sebagai kerja menaruh cinta merupakan rindu yang hinggap pada orang yang baru mengenal rasa-rasa. Ia baru sekali mendapatkan cinta dalam benaknya, hingga timbul rasa rindu yang ia lakukan dalam bentuk nyata menjadi merindukan.
Sampai pada kesimpulannya, rindu adalah sebuah rasa dan keinginan yang sangat untuk bertemu dengan yang di cintainya ataupun pada sesuatu yang baru saja dicintainya. Maka sedikit aku ceritakan dalam tulisan ini tentang rindu yang menjumpai seseorang yang sering bercumbu dengan bulan. Ia jatuh cinta pada bulan yang bersinar di malam hari. Kala itu jiwa nya sedang mencari-cari apa yang ingin dia cintai, sampailah pada tanda tanyanya yang besar, sang rembulan begitu sejuknya seolah membalut jiwanya, mendekap dan menghangatkan. Maka ketika ia tahu, bahwa yang lebih memperhatikannya dalam kekuasaan yang luas, ia paham cinta itu pemberian yang telah hinggap pada tempat yang terlalu rendah.
Maka kerja yang berat untuk berpindah, terbang menuju ke langit yang lebih tinggi ketika sayapnya tak ia lebarkan dan kepakan, Dia hanya berjalan saja sedang ujung batang pohon tak sedikitpun menyentuh langit. Pada malam-malam tertentu, rindu itu hadir bagai mendung menghujani hati yang sedang kemarau, namun salah tertentu saat sifatnya sebagai mahluk yang bergerak, dingin kerap kali menyergap saat rindu menghujani.
Untuk dia yang kini kurindu, sajaknya panjang tak lagi kutulis. Karena cintaku tak bersemi pada taman hatimu, aku memilih layu diantara musim semi. Memilih menikmati sang rembulan yang tak kunjung turun menyapa. Menikmati indahnya cahaya dan gemerlapan bintang dari bumi yang berjauhan. Maka layunya ku masukan dalam bingkai doa, agar ia melebur dalam cahaya-cahaya karunia dan sampai pada frekuensi yang bersesuaian menjawab doa dalam tanya yang tak berkesudahan. Cinta yang berkesan yang hadir begitu saja, adalah anugrah yang benar tapi keliru kutempatkan, maka cinta yang aku bangun dalan pondasi amal dan kepercayaan akan menyangganya akan kembali tegak dalam fitrahnya yang suci dan dalam keberkahan yang nyata.
Seperti pada photo diatas, kerinduan itu sering kali menyergap kala saya sendiri dan menyisakan sedikit kegelisahan.
0 komentar: