Memulainya Dengan Niat Baik (Cerita dan Alasan Saya mengikuti lembaga dakwah kampus)

Mei 18, 2019 , 0 Comments



Dulu, saya memutuskan pacar saya saat hari ulang tahunnya. Dan saya menjadi orang paling kejam sedunia waktu itu, tapi tentu bukan tanpa alasan. Satu-satunya alasan saya memutuskannya bukan karena bosan ataupun hal-hal receh lainnya, tetapi karena panggilan hati dan karena saya tahu kalau pacaran itu berdosa. Saya sadar dari dalam diri saya ini selalu ada bisikan untuk senantiasa menjadi baik dan menjadi orang yang taat beragama. Dan inilah potensi yang saya miliki, menjadi baik.

Ketika sekolah dasar, tepatnya waktu di sekolah MI Muhammadiyah Tanjung Tirto, ada  program dari sekolahan yang mewajibkan kita untuk melakukan sholat dhuha ketika jam istirahat. Di absen, dan yang tidak melaksanakan sholat dhuha akan di kenai sanksi untuk membersihkan sholat dhuha. Dan kebiasaan itu berlanjut di rumah ketika tidur dengan sendiri. Alasannya ketika di tanya oleh ibu atau yang lainnya kenapa ingin sholat dhuha? pasti jawabanku sederhana, karena pahalanya besar, dan bisa nanti biar dibangunkan istana oleh Allah di surga. Lucunya, malah sholat 5 waktuku yang sering aku tinggalkan, yang paling sering adalah ashar dan isya. Ashar adalah waktu main yang paling asyik sampai lupa pulang jam berapa, lucunya saya juga mengaji di sebuah TPA jam 4 sore. Kalau dari rumah di suruh sholat, jawabnya nanti sholatnya di TPA saja (karena TPA nya memang dekat dengan masjid) dan ketika di tanya oleh guru ngaji sudah sholat atau belum, maka jawabannya selalu sudah di rumah tadi. Dan ketika itulah saya mulai sering berbohong. Tapi itu tidak menutup potensi kebaikan yang ada pada diri saya.

Memasuki pendidikan tahap selanjutnya, saya melanjutkan pendidikan di SMP umum, dan disinilah neraka saya dimulai. Perubahan mental terburuk saya terjadi. Saya semakin sering berbohong dan sering meninggalkan sholat. Yang dulunya cuma ashar dan isya yang sering saya tinggalkan, sekarang bertambah menjadi dhuhur juga, karena di sekolah tempat saya tidak ada masjid, ada mushalla kecil, tapi guru-guru yang sholat dhuhur disitu hanya 2 sampai 3 orang saja. Karen sekolah pulang jam 13.00 WIB, jadi banyak yang berfikir untuk sholat dirumah saja, padahal sholat saja tidak. Hati saya benar-benar resah pada waktu itu, seringkali merasa depresi pada hal-hal yang tak seharusnya. Sampai pada kelas 3 SMP,saya akhirnya menyerah untuk merasa depresi dan mencoba memperbaiki diri. Disinilah saya mulai memilih dan menyusun apa saja yang perlu saya lakukan selanjutnya.

Dan ketika saya ingin berubah menjadi baik, justru saat itulah pertama kalinya aku mengenal yang namanya pacaran. Dan aku pertama kali pacaran dengan bumbu saling mengingatkan dalam kebaikan dengan gaya anak SMP yang super alay tentunya. Siapa yang tahu, dari situlah yang menentukan bagaimana saya selanjutnya menjalani kehidupan. Dan saya diterima di sekolah menengah atas umum yang waktu itu paling bagus di Purbolinggo. Pertama kali saya masuk ke sekolah tersebut saya menargetkan akan bisa memenangkan olimpiade nantinya. Karena saya sudah dua kali gagal di MI dan SMP. Dan sepertinya ada seorang guru yang mengetahui potensi kebaikan yang ada pada dalam diri saya. Beliau melihat keresahan yang mungkin sering saya lakukan. 

Dan waktu itu saya mengikuti ektrakulikuler rohis, dan mulai saat itu saya tahu bahwa pacaran itu sebenarnya tidak boleh dan berdosa. Tapi kebiasaan yang ada disekitarku, baik teman sekelas juga teman dekat, sebagian besar pacaran. Dan saya masuk kesebagian kecil yang tidak pacaran. Bukan karena tak mau, tapi karena mungkin saya adalah salah satu dari banyak orang yang ketampanannya di bawah standar yang ada pada waktu itu. Orang-orang yang tertarik dengan saya adalah para guru eksakta, karena pada waktu itu saya di golongkan termasuk orang-orang yang berbakat dibidang sains kecuali biologi. Dan sampailah waktu itu saya berhasil menjuarai olimpiade kimia tingkat kabupaten lampung timur.

Tahukah kamu, saya bukan lagi seorang yang suka berbohong kala itu, sholat saya juga sudah full 5 waktu, keculai kalau kelupaan. Belum berjamaah sepenuhnya, tapi mulai pertama kali membiasakan sholat shubuh berjamaah kalau ada yang adzan di mushalla dekat dengan mushalla ku. Pernah, bahkan sering, berangkat ke mushalla lihat apakah ada yang sholat berjamaah atau tidak, kalau tidak ada yang adzan, saya balik lagi kerumah dan sholat sendirian dirumah kalau bapak belum bangun. Tapi kalau sudah, maka saya mengajak bapak berjamaah. Namun lucunya, sekali lagi saya terjebak dan dalam hubungan yang dinamakan berpacaran. Dan itulah ketika saya kembali merasakan keresahan. Rasanya saya inging mengakhirinya segera, tapi beberapa analisis saya, mengatakan untuk tidak bisa terburu-buru. Sampai jatuh pada tanggal ulang tahunnya, dan itu sudah bulan ke 6 saya mengakui hubungan ini sebagai pacaran dan saya tepat sampai semester 6, yang berarti saya mulai sibuk memikirkan bagaimana kelanjutan pendidikan saya.

Dan disitulah bisikan kebaikan yang ada pada diri saya kembali keluar. Saya cerita kepada salah satu guru saya, yang menurut saya beliau benar-benar menginspirasi saya. Saya mengatakan, saya ingin menjadi baik. Dan saya butuh teman yang senantiasa mengingatkan saya ketika saya sedang dalam keadaan yang salah dan menjauh dari kebaikan. Saya ingin menjadi orang yang taat kepada Allah. Maka saya mencari banyak informasi, dan memutuskan untuk mengikuti organisasi di kampus yang membimbing saya menjadi seorang yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dan itulah, alasan pertama saya hingga bisa masuk ke lembaga dakwah kampus. Semua UKM yang saya pilih untuk saya ikuti adalah UKM kerohanian islam. Karena sekali lagi, ada bisikan yang mengajak saya untuk kebaikan, terutama untuk kembali kepada Allah SWT.

0 komentar: