MARS pun Tertawa
![]() |
from : https://indianexpress.com/article/technology/science/mars-to-come-closest-to-earth-in-15-years-july-27-nasa-5222705/ |
Malam ini terasa lebih sunyi dari biasanya. Kerumunan orang yang biasanya berkumpul dalam satu ruangan ini, ntah apa saja yang dilakukannya, membuat sedikit riuh tapi juga penuh dengan warna. Dari sekedar candaan sampai dengan bullian. Semua terasa begitu lengkap. Tapi tidak untuk malam ini.
Di luar, bulan begitu malu-malu mau menampakkan cahayanya. Bintang masih begitu riuh beracakap dan berbisik. Seolah menggosip setiap apa yang mereka lihat saat melewati hari demi hari. Malam ini bintang venus hanya nampak sampai pukul 20.00 WIB saja. Cahaya-nya cukup mentereng dibandingkan yang lain. Meski sebenarnya venus adalah planet yang dekat dengan bumi, di mataku semua terlihat sama di langit, bintang berkedip nakal mengejek dan membentuk pola yang ntah aku suka atau membecinya, tapi dia selalu saja membuat bibir ini mengernyit dengan sebongkah luka hati.
Tiba-tiba saja angin menghembus, membelai lembut. Memanjakan? tidak, mungkin hanya ikut mengejek. Agaknya semesta alam tahu, hati ini berkabung untuk apa yang tak pernah terjadi. Payahnya lagi itu adalah suratan yang tinggal menghitung tanggal. Yah, setidaknya begitu sejak kabar bahagia itu datang dari uluran tangan yang ikhlas. Kabar bahagia ya? harusnya seperti itu, tapi tak sepenuhnya begitu dengan apa yang ada di dalam hati ini. Dia berdiri diantara keduanya, antara rasa bahagia dan asa yang terputus.
Ah, hujan... Hujan di tengah kecerahan malam. Hujan yang hanya ada didalam benak. Mengguyur setiap jengkal rasa yang kering kerontang. Harus ya? Kenapa hujan itu muncul di sela-sela kenikmatan memandangi keindahan. Apakah dia tak lagi memahami keindahan garis-garis yang menghubung antar bintang, menceritakan banyak kisah, juga menyimpan sejuta rahasia. Aku mencoba menolak, tapi bagaimana aku bisa menolak, sedang aku belum bisa berdamai dengan guratan senja, kini fajar ikut menghajar habis, meski matahari tak pernah padam, aku jadi takut dan lebih suka bersembunyi dalam setiap keheningan malam.
Sudahlah, patutkah aku membiarkan planet mars yang khas dengan cahayanya itu terus tertawa mengejekku. Aku ini laki-laki, yang harusnya lebih banyak berfikir dan bertindak, bukan banyak merasa dan tunduk pada cinta. Lihatlah, bahkan nyamuk pun tak mau mendekat untuk menggigitku, mungkin ia iba dan mengerti bahwa sakitku terlalu dalam. Nyamuk tak mau lagi menambah sakit meski hanya satu tusuk saja dan sekedar gatal ringan.
0 komentar: