Cinta dan Idealisme
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakaatuh..
Pasti udah pada kangen ya sama penulis? maafkan penulis yang tak senantiasa komit dalam mengisi blog dengan pikiran-pikiran menggelitik dan juga asik namun tak kosong, InsyaAllah. Akhir-akhir ini penulis lagi banyak mikirin cinta nih gaes.. Terlebih dengan pengamatan tentang keadaan para pemegang cinta juga objek cinta. what's... Cinta? Tenang saja, meskipun bahasannya soal cinta dijamin nggak melow kok.
Ada hal menarik dari cinta, dia memiliki banyak deskripsi dan juga sebuah kata yang tak pernah habis dibahas dari jaman neolitikum sampai jaman NOW. Mari kita sepakati pembahasannya sebatas apa yang ingin penulis sampaikan, yaitu hubungan antara ideslisme dan cinta.
Untuk jatuh cinta, itu mudah. Kamu hanya perlu memberi perhatian secara konsisten pada suatu objek untuk mencintai objek itu. Jika orang bilang mencintai itu hanya untuk yang indah-indah, tapi kenyataannya ada orang yang mencintai kejahatan. Hal itu karena orang tersebut telah melakukannya sehari-hari. Misalkan seorang pemabuk, maka ia mencintai segala sesuatu yang memabukkan salah satunya miras. Jika kalian mengatakan itu ukan cinta, tetapi candu, bukankah cinta itu candu.
Mari kita bahas cerita lain, seperti kata orang bijak "Cinta itu menguatkan". Adakah yang tidak setuju dengan kalimat tersebut. Bagaimana jika penulis kisahkan bahwa ada seorang yang sampai sakit-sakitan karena ditinggal pergi oleh kekasihnya. Itu cinta bukan? menguatkan atau melemahkan?
Lalu bagaimana dengan pernyataan bahwa cinta itu berkaitan dengan yang indah-indah, misalkan cinta bisa membuat seseorang berperilaku baik, selalu terlihat bahagia setiap harinya. Tapi di lain sisi, kita juga mendengar ada seseorang yang tega membunuh orang demi cinta, ada yang menyiksa seseorang karena cinta, dan tindakan kriminal lainnya karena cinta. Kontradiksi bukan?
Lalu bagaimana sebenarnya cinta itu diartikan dalam arti sebenarnya? Inilah yang dari dulu sampai sekarang membuat cinta itu menjadi bahasan yang tidak pernah habis. Cinta itu seperti iman, yaitu kepercayaan seseorang terhadap suatu konsep yang dia pahami.
Lalu bagaimana hubungannya dengan idealisme? dalam kamus bahasa indonesia, idealisme diartikan sebagai berikut:
1.n aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami
2.n hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna
3.n Sas aliran yang mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dengan kenyataan.
Jadi cinta tidak pernah bisa dibenturkan dengan idelisme, yang ada adalah cinta mengikuti idealisme seseorang. Bagi seseorang yang memiliki idealisme bahwa bumi indah tanpa bunga, maka secantik apapun bentuk dan penampilan bunga ia akan tetap menganggapnya buruk meski orang lain sepakat bahwa bunga tersebut begitu indah.
Dalam berumah tanggapun demikian, hal pertama yang paling penting dalam membangun rumah tangga adalah menyamakan idelisme keluarga, karena kalau sepasang suami dan istri tak memiliki idealisme yang sama maka mempertahankan ikatan diantara keduanya adalah hal yang sulit. Dan bagaimana mungkin didalam rumah tangga tersebut akan ada cinta jika cita-cita nya tak sama.
Maka Islam adalah idealisme cinta. Karena islam merupakan risalah yang turun dari Allah SWT. yang Maha Pengasih, yang memberi cinta, yang mencintai keindahan karena ke Maha Indah-anNya. Ia melarang setiap yang merusak, membungkar setiap yang mungkar, dan mencegah dari setiap yang sesat. Islam memberikan jalan kepada orang-orang yang tersesat untuk segera kembali, baik kembali ke jalan yang benar atau kembali ke tempat pembalasan yang kekal.
Allah memberikan kesempatan pada seluruh manusia agar dapat kembali pada cinta-Nya dan mencintai yang Allah cintai. Membuka jalan bagi setiap yang salah jalan untuk bertaubat, membuka pintu rahmat bagi setiap yang mencari-Nya. Maka alangkah indahnya, karena islam mengajarkan kita agar mencintai setiap apa yang ada dialam semesta, baik langit dan bumi serta yang ada diantara keduanya. Maka islam memberi kesempatan bagi sepasang kekasih yang saling mencintai karena Allah (yang berarti satu idealisme yaitu islam) naungan saat tiada naungan lain selain dari Allah.
Maka jika masuklah islam secara kaffah, dan temukanlah cinta yang sebenarnya. Berangkatlah dari Iman, karena dari iman itu Allah akan berikan cinta yang bersinar dan menerangi sekitarnya. Maka berangkatlah dari iman, dan Islam sebagai idelisme yang menebarkan cinta dan menyembuhkan sesama yang sedang sakit.
0 komentar: