Ceceran huruf tentang Canggung
Suatu waktu, ketika kamu sedang di penuhi rasa semangat dan percaya diri yang tinggi, kamu pergi ke tempat temanmu. Lalu ketika sampai di sana ada seorang yang pernah akrab denganmu, lalu karena satu dua hal, kamu menghindar. Dan tiba-tiba kamu menjadi canggung, semua rasa percaya dirimu hilang. Ini membunuh benar-benar terasa begitu tidak mengenakkan. Dan juga membuatmu tidak bisa melakukan banyak hal karena kamu merasa canggung dengan orang tersebut.
Perasaan canggung biasanya terjadi karena satu dua hal yang belum selesai oleh orang atau kelompok yang berkaitan. Atau mungkin akibat satu atau dua kesalahan yang pernah kamu buat dan tidak kamu komunikasikan dengan baik dengan orang atau kelompok tersebut. Sehingga kamu merasa asing kembali, ntah itu karena kamu terkukung akibat kesalahanmu atau karena orang tersebut mengasingkan mu. Tapi apakah ini akan kamu biarkan begitu saja, sedangkan kamu juga masih belum mati, dan dia atau mereka pun belum mati. Maka satu dua hal itu masih saja bisa menghantuimu kapan saja dan itu membatasimu oleh banyak hal pula.
"Selesaikan", kata seorang teman bijak, "apa-apa yang satu dua hal itu. Sampaikan pula sesuatu yang mengganggu pikiranmu, karena satu dua hal yang nggak selesai itu akan tetap menjadi tanggung jawabmu." Ya, intinya kamu harus menyelesaikan masalah yang ada pada dirimu, bukan meninggalkannya, lalu pergi begitu saja. Apalagi jika berhubungan dengan orang lain, jika cuma masalah mu sendiri, maka ini hanya soal kapan kamu berhenti memikirkannya saja. Tapi jika itu terkait dengan orang lain maka satu dua hal itu akan terpikir kembali jika kamu bertemu dengan orang yang terkait.
Ada juga buku yang mengajarkan untuk bersikap bodo amat. Kamu tidak harus memperhatikan banyak hal yang bisa mengganggu mu, kamu hanya perlu memperhatikan hal-hal yang menjadi prioritas. Tetapi dalam buku itu juga meminta kita agar menyelesaikan apa yang sudah di lakukan. Hal itu juga meminta untuk tetap berjuang untuk hal yang menjadi prioritas kita, dan bersikap bodo amat terhadap nyinyiran yang lain. Selama itu benar, maka lakukanlah. Tetapi memendam sesuatu persoalan dan mengendapkannya dalam rasa tanpa pernah menyampaikannya, prinsip untuk bersikap bodo amat tak sepenuhnya berlaku. Karena masalahnya bukan pada orang lain disekitarmu, tapi ada pada dirimu sendiri.
Maka selesaikanlah. Jika harus meminta maaf, meminta maaflah. Jika harus memaafkan, maafkanlah. Karena perjalanan hidup di dunia pasti akan berakhir, maka jangan sampai kau habiskan waktumu untuk berseteru karena canggung satu berpadu dengan canggung dua dan tiga. Yang bisa saja menjadi sebab adanya kesibukan dirimu menyalahkan orang lain bukan malah memperbanyak diri dalam berdzikir mengingat Allah, yang menjadi sebab kamu tidak leluasa untuk memberi manfaat, menebar kebaikan, ber amar ma'ruf nahi mungkar di muka bumi karena bertemu dengan ini dan itu.
Yuk, selesaikan satu-satu masalah yang ada pada diri kita dan selesaikan permasalahan terkait satu dua pihak yang terhubung, agar kita bisa memaksimalkan amal untuk bekal kembali akhirat. Siapa tahu, dia yang kau mintai maaf, nantinya menjadi tetanggamu di surga.
Berangkat dari iman, kita semua melakukan sesuatu karena Allah. Kita percaya bahwa satu dua hal yang kita kerjakan adalah amal untuk bekal kembali, dan relasi yang kita buat adalah semata-mata menjalin advokasi di akhirat kelak. Berangkat dari iman, kita semua berharap amal kita utuh di akhirat kelak, bukan habis karena hutang atau hak orang yang belum kita lunasi di dunia.
0 komentar: